Tak jarang Hollywood menghadirkan film tentang robot yang kecerdasannya melampaui manusia. Layaknya orang sungguhan, mereka dapat melakukan banyak hal.
Perlahan-lahan, khayalan ala Hollywood itu pun menjadi nyata. Sebut
saja penggunaan robot seks yang diprediksi dapat menggeser pekerja seks
kormesial pada 2050.
Robot seks dinilai membawa sejumlah manfaat yakni mengurangi ekploitasi dan perdagangan manusia. Penularan penyakit menular seksual (PMS) juga lebih terkendali.
Ternyata, selain PSK, robot dengan kecerdasan buatan juga mulai mengambil peran sebagai ahli hukum.
Dikutip dari futurism.com pada Rabu (7/9/2016), biro hukum
Baker & Hostetler mengumumkan telah 'mempekerjakan' mesin kecerdasan
buatan bernama 'ROSS'.
Mesin kecerdasan buatan (artificial intelligence, AI)
keluaran raksasa komputer IBM itu ditugaskan menangani kasus-kasus
kebangkrutan. Kasus jenis ini biasanya ditangani oleh sekitar 50
pengacara.
Menurut Andrew Arruda, CEO sekaligus pendiri firma hukum itu,
sejumlah kantor pengacara lainnya juga telah menandatangani lisensi
dengan ROSS.
'Pengacara dengan kecerdasan buatan' pertama sedunia ini dibuat
berdasarkan Watson, sebuah sistem komputer kognitif IBM yang dirancang
untuk membaca dan mengerti bahasa, membuat hipotesis ketika ditanya,
meneliti, dan kemudian menghasilkan tanggapan.
Tanggapan yang dihasilkan bahkan mencakup sejumlah rujukan dan
kutipan untuk menopang kesimpulannya. ROSS juga belajar dari pengalaman
sehingga semakin cepat dan cerdas kalau semakin banyak berinteraksi.
"Ajukanlah pertanyaan-pertanyaan dalam bahasa Inggris, seakan
bertanya kepada rekan sekerja dan ROSS akan membaca semua undang-undang,
lalu memberi jawaban dan bacaan seusai topik, mulai dari legislasi,
preseden, hingga sumber-sumber sekunder," tulis situs IBM.
Tak hanya itu saja, ROSS setiap waktu terus memantau perundangan
untuk memberitahu keputusan-keputusan baru dalam persidangan yang
mungkin berdampak kepada kasus.
Bob Craig, CIO di Baker & Hostetler, menjelaskan alasan di belakang keputusan mempekerjakan robot tersebut.
"Baker Hostetler percaya bahwa teknologi yang sedang naik daun
seperti komputasi kognitif dan bentuk-bentuk lain pembelajaran oleh
mesin dapat meningkatkan layanan yang kami berikan kepada para klien,"
jelasnya.
"BakerHostetler telah menggunakan ROSS sejak masa awal
pengembangannya dan kami bangga menjadi rekanan pemimpin dalam industri
ini sembari terus menambah bantuan hukum dengan AI," imbuh Craig.
Sabtu, 03 September 2016
Kamis, 01 September 2016
Gadis Bercangkang Kura-Kura, Kenyataannya Menyedihkan
Tahi lalat yang dimiliki oleh manusia pada umumnya biasanya hanya titik
berwarna hitam atau coklat di bagian tubuh tertentu. Namun berbeda
dengan gadis 10 tahun bernama Tham di Vietnam ini memiliki ukuran tahi
lalat yang beda dari manusia lainnya.
Tahi lalat yang dimilikinya seberat 1 kg dan selebar 22 cm di punggungnya. Beruntungnya dokter di Rumah Sakit Anak Ho Chi Minh di Vietnam berhasil mengangkat tahi lalat tersebut dari punggung Tham setelah melewati operasi selama 3 jam.
Wakil Direktur Rumah sakit Dao Trung Hieu mengatakan, “Pasien yang menderita nevus melanositik kongenital telah pulih beberapa jam setelah dioperasi. Tahi lalat tersebut beratnya 1,05 kg dan selebar 22 cm, setelah dioperasi dokter menutupi area kulitanya dengan mencakok dari kulit pahanya.”
Ada enam dokter dan lima tenaga medis yang menangani operasi pengangkatan tahi lalat tersebut. Seluruh biaya ditanggung oleh rumah sakit jadi pasien tidak perlu khawatir mengenai biaya. Ibu dari pasien bernama Tham, yaitu Thach Thi Da Ni (34) mengatakan, “Putri saya lahir dengan tanda lahir seukuran jeruk saja dan terus berkembang dari tahun ke tahun.”
Tham pun sampai harus putus sekolah karena selalu diejek oleh teman-temannya sebagai ‘gadis bercangkang kura-kura.' Meski begitu sedih dengan apa yang dialami anaknya, tetapi ibu Tham tidak mempunyai biaya untuk mengobati Tham. Sampai akhirnya ada pihak rumah sakit yang bersedia menanggung seluruh biaya operasi Tham gratis. Bahkan biaya makannya pun sekaligus ditanggung pihak Rumah Sakit.
Tahi lalat yang dimilikinya seberat 1 kg dan selebar 22 cm di punggungnya. Beruntungnya dokter di Rumah Sakit Anak Ho Chi Minh di Vietnam berhasil mengangkat tahi lalat tersebut dari punggung Tham setelah melewati operasi selama 3 jam.
Wakil Direktur Rumah sakit Dao Trung Hieu mengatakan, “Pasien yang menderita nevus melanositik kongenital telah pulih beberapa jam setelah dioperasi. Tahi lalat tersebut beratnya 1,05 kg dan selebar 22 cm, setelah dioperasi dokter menutupi area kulitanya dengan mencakok dari kulit pahanya.”
Ada enam dokter dan lima tenaga medis yang menangani operasi pengangkatan tahi lalat tersebut. Seluruh biaya ditanggung oleh rumah sakit jadi pasien tidak perlu khawatir mengenai biaya. Ibu dari pasien bernama Tham, yaitu Thach Thi Da Ni (34) mengatakan, “Putri saya lahir dengan tanda lahir seukuran jeruk saja dan terus berkembang dari tahun ke tahun.”
Tham pun sampai harus putus sekolah karena selalu diejek oleh teman-temannya sebagai ‘gadis bercangkang kura-kura.' Meski begitu sedih dengan apa yang dialami anaknya, tetapi ibu Tham tidak mempunyai biaya untuk mengobati Tham. Sampai akhirnya ada pihak rumah sakit yang bersedia menanggung seluruh biaya operasi Tham gratis. Bahkan biaya makannya pun sekaligus ditanggung pihak Rumah Sakit.
Robot Cerdas 'Terminator' Bisa Menimbulkan Malapetaka?
Film sains fiksi garapan Hollywood 'Terminator' membuat para penemu senjata robot berteknologi tinggi, berkeinginan untuk mewujudkan penggunaan alat canggih tersebut di dunia nyata.
Namun, di balik keinginan untuk memajukan teknologi senjata robot itu, timbul kecemasan dalam benak petinggi militer Amerika Serikat. Mereka khawatir robot pintar itu dapat memusnahkan peradaban manusia.
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Rabu (7/9/2016), petinggi Pentagon AS menganggap loncatan teknologi besar seperti penemuan drone, kecerdasan buatan, dan sistem senjata otonom, harus ditangani sebelum benda tersebut memusnahkan umat manusia.
"Teknologi robot 'berpikir' ini dapat menuntun sistem robotik melakukan tindakan berbahaya bahkan mematikan . . . seperti Terminator yang tidak memiliki hati nurani itu," kata jenderal Angkatan Udara AS, Paul Selva.
Ketika ditanya tentang kemungkinan 'kecerdasan' senjata robot dapat berpikir sendiri, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Gabungan di Departemen Pertahanan AS itu mengatakan bahwa memang mereka bertugas untuk mengalahkan musuh, tapi hal tersebut harus didasari oleh hukum dan konvensi.
"Kami (militer) bersikeras untuk menjadikan manusia sebagai penentu pilihan dalam pembasmian lawan," kata Selva.
Hal tersebut merupakan sebuah batas yang harus dipertegas. Salah satu yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan jenis senjata baru ini," tambah petinggi Pentagon itu.
Dia juga menambahkan bahwa Pentagon harus mengayomi perusahaan pengembang teknologi intelijen buatan, yang tidak selalu 'berorientasi militer'.
Selva berharap mereka dapat mengembangkan teknologi yang lebih menggunakan sistem komando dan dapat memimpin.
Sebelumnya, para ahli memperingatkan, dalam sebuah acara Royal Academy of Engineering di London pada Juni 2016, bahwa manusia perlu mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dengan robot.
Hal tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya situasi yang dapat membahayakan.
"Kami ingin melihat robot dengan kecerdasan buatan membuat keputusan yang 'cocok' dengan pedoman etika atau moral," kata mereka dalam acara itu.
Menanggapi kecemasan tersebut, seorang profesor dari pimpinan pembuatan kelompok robot di Bristol Robotics Laboratory, Alan Winfield, mengatakan, dibutuhkan kesungguhan dalam menciptakan robot.
"Jika robot tidak aman, orang tidak akan mempercayai mereka," kata Winfield.
Namun, di balik keinginan untuk memajukan teknologi senjata robot itu, timbul kecemasan dalam benak petinggi militer Amerika Serikat. Mereka khawatir robot pintar itu dapat memusnahkan peradaban manusia.
Seperti dikutip dari Mirror.co.uk, Rabu (7/9/2016), petinggi Pentagon AS menganggap loncatan teknologi besar seperti penemuan drone, kecerdasan buatan, dan sistem senjata otonom, harus ditangani sebelum benda tersebut memusnahkan umat manusia.
"Teknologi robot 'berpikir' ini dapat menuntun sistem robotik melakukan tindakan berbahaya bahkan mematikan . . . seperti Terminator yang tidak memiliki hati nurani itu," kata jenderal Angkatan Udara AS, Paul Selva.
Ketika ditanya tentang kemungkinan 'kecerdasan' senjata robot dapat berpikir sendiri, pria yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Gabungan di Departemen Pertahanan AS itu mengatakan bahwa memang mereka bertugas untuk mengalahkan musuh, tapi hal tersebut harus didasari oleh hukum dan konvensi.
"Kami (militer) bersikeras untuk menjadikan manusia sebagai penentu pilihan dalam pembasmian lawan," kata Selva.
Hal tersebut merupakan sebuah batas yang harus dipertegas. Salah satu yang harus dipertimbangkan ketika mengembangkan jenis senjata baru ini," tambah petinggi Pentagon itu.
Dia juga menambahkan bahwa Pentagon harus mengayomi perusahaan pengembang teknologi intelijen buatan, yang tidak selalu 'berorientasi militer'.
Selva berharap mereka dapat mengembangkan teknologi yang lebih menggunakan sistem komando dan dapat memimpin.
Sebelumnya, para ahli memperingatkan, dalam sebuah acara Royal Academy of Engineering di London pada Juni 2016, bahwa manusia perlu mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana berinteraksi dengan robot.
Hal tersebut diperlukan untuk mencegah terjadinya situasi yang dapat membahayakan.
"Kami ingin melihat robot dengan kecerdasan buatan membuat keputusan yang 'cocok' dengan pedoman etika atau moral," kata mereka dalam acara itu.
Menanggapi kecemasan tersebut, seorang profesor dari pimpinan pembuatan kelompok robot di Bristol Robotics Laboratory, Alan Winfield, mengatakan, dibutuhkan kesungguhan dalam menciptakan robot.
"Jika robot tidak aman, orang tidak akan mempercayai mereka," kata Winfield.
Akhir Kasus Siswa Aniaya Guru SMK di Makassar
Perkara pidana dugaan penganiayaan terhadap guru yang melibatkan MAS (16) siswa SMKN 2 Makassar sebagai terdakwa berakhir dengan damai di luar persidangan.
Dasrul, guru arsitek terdakwa yang menjadi korban dugaan penganiayaan memaafkan siswanya MAS sebelum persidangan berlangsung tadi pagi di Pengadilan Negeri Makassar.
Pernyataan damai antara kedua belah pihak yang dituangkan secara tertulis di luar sidang kemudian disampaikan kepada majelis hakim tunggal Teguh Sri Raharjo yang mengadili perkara tersebut pada persidangan yang digelar Selasa, 6 September 2016.
"Upaya diversi alias upaya penyelesaian di luar sidang antara kedua pihak diterima oleh hakim dalam persidangan tadi dan putusan diversi itu akan ditandatangani hakim hari Kamis 8 September 2016 nantinya. Dan selanjutnya digunakan untuk membebaskan MAS dari perkara atau dinyatakan selesai," kata Kepala Kejaksaan Negeri Makassar Deddy Suwardi Suracham saat dihubungi via telepon di Makassar, Sulsel.
Deddy mengaku sangat mengapresiasi putusan hakim akan upaya diversi yang telah diajukan kedua pihak sehingga perkara pidana anak MAS dapat dinyatakan selesai.
Andi Azis Pangeran, selaku penasihat hukum korban dugaan penganiayaan, Dasrul mengatakan, upaya damai merupakan inisiatif kliennya. Dengan begitu, perkara penganiayaan yang menjerat siswa MAS (16) sebagai terdakwa dinyatakan selesai. MAS saat ini sudah bisa bebas.
"Upaya diversi atau damai itu hanya untuk terdakwa MAS tapi tidak untuk bapaknya, Muh Adnan Achmad. Klien saya tak mau damai atau tempuh upaya sama," tutur Azis.
Terdakwa MAS dikenakan Pasal 170 KUHP, sedangkan bapaknya Adnan disangkakan Pasal 351 KUHP Jo Pasal 170 KUHP.
Peristiwa ini bermula saat Dasrul guru arsitektur SMKN 2 Makassar sedang menegur MAS siswanya karena tak mengerjakan pekerjaan rumah. Namun MAS malah melawan. Maka Dasrul pun memukul pundak siswanya.
Tak terima dengan perlakuan gurunya itu, sang siswa lalu menelepon bapaknya, Adnan. Selang beberapa menit Adnan datang ke sekolah bertemu putranya. Selanjutnya keduanya berpapasan dengan Dasrul.
Adnan pun menghentikan langkah Dasrul dan menanyakan alasan kenapa memukul anaknya. Dasrul lalu menjawab jika putra Adnan nakal. Tak terima dengan jawaban Dasrul, Adnan lalu memukul wajah Dasrul sehingga hidung dan pelipis Dasrul terluka mengeluarkan darah.
Selasa, 30 Agustus 2016
K W U
1.
Mencari Tempat Usaha yang Paling Strategis
§
Mencari tempat usaha umum yang strategis dan
§
Mencari tempat yang khas
2.
Memilih Tempat Usaha yang Paling Strategis
a.
Tempat usaha yang diinginkan perusahaan
Tempat strategis yang paling diinginkan oleh perusahaan/toko sebagai
berikut:
§
Letaknya strategis
§
Dengan bahan-bahan baku
§
Dekat dengan pasar
§
Tenaga kerja mudah didapat
§
Biaya transportasi murah
§
Fasilitas pemerintah daerah mendukung dan
menunjang.
§
Fasilitas tenaga penggerak/energi mudah didapat
§
Keadaan ekonom konsumen di daerah tersebut
ccukup baik.
b.
Tempat usaha yang ingin diinginkan
konsumen/pembeli
§
Adanya fasilitas parkir yang cukup luas
§
Fasilitas transportasi mudah dan lancar
3.
Menetapkan Tempat Usaha yang Paling Strategis
a.
Sangat menguntungkan
b.
Dapat memuaskan langganan
c.
Adanya kemudahan dalam segala hal, dan
d.
Memudahkan pemasaran dan perjualan barang
dagangan.
Bahasa Inggris
Assalamu Alaikum
Hayy, hari saya belajar Bahasa Inggris yang dimana isi pembelajarannya tentang materi yang memberikan saran dan pendapat tentang ungkapan yang telah diberikan atau diajukan oleh teman. KItapun dibagi menjadi beberapa kelompok untuk mempermudah memberi saran keorang dengan melalui kelompok diskusi.
;)
Senin, 29 Agustus 2016
BUPATI TASIK AJAK RHOMA IRAMA JADI PENDAMPING DI PILGUB JABAR
topikindo.com – Bupati Tasikmalaya Uu Ruzhanul Ulum berencana mengajak Rhoma Irama untuk mendampinginya pada Pemilihan Gubernur Jawa Barat pada 2018 mendatang. Uu mengaku akhir pekan ini akan bertolak ke Jakarta untuk menemui pria berjuluk Raja Dangdut tersebut.
“Saya sudah serius hari Jumat besok di Jakarta mau ngobrolinrencana pencalonan dengan Rhoma Irama,” terang Uu.
Uu beralasan, memilih Rhoma Irama karena telah memiliki popularitas dan pengalamannya berpolitik dengan mendirikan Partai Idaman.
Selain itu, Rhoma Irama merupakan tokoh yang sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia dan berpotensi besar memenangkan Pilgub Jabar nanti. Rhoma pun merupakan sosok Sunda dan sama-sama berasal dari Tasikmalaya.
Sedangkan terkait siapa nanti yang menjadi calon dan wakil gubernur, itu akan dilakukan pembahasan kembali lebih lanjut.
“Kalau saya kan belum terkenal, kalau menggandeng Rhoma Irama siapa tahu saya jadi ikut terkenal. Tapi mau enggak ya Pa Haji Rhoma jadi yang kedua?” kata dia.
Selama ini, Uu mengaku hanya memiliki modal kepercayaan diri untuk siap maju menjadi calon gubernur Jabar. Ia pun memiliki potensi mendapatkan dukungan dari jaringan santri Pondok Pesantren Miftahul Huda.
“Kalau saya modalnya kepercayaan diri dulu,” ujar dia.
Sebelumnya, Uu telah dideklarasikan sebagai calon gubernur Jabar oleh para pendukungnya di depan Gedung Sate seusai dilantik sebagai pemenang calon tunggal di Pilkada Tasikmalaya tahun 2015 lalu.
Bahkan dirinya pun mendapatkan respon positif dari Ketua Umum PPP Romahurmuzzy saat dideklarasikan sebagai calon gubernur.
I P S
PERUBAHAN SOSIAL
Hindu / Budha : India + Cina
- Pendatang
Hindu / Budha : India + Cina
Islamisasi : Arab + India (Gujcirat)
Bgs Eropa : 1. portugis 1511
2. Spanyol 1521
3. Belanda 1596
4. Inggri 1602
# Penetrasi Kebudayaan
Masuknya pengaruh suatu
kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan 2 cara penetrasi
damai ( penetration pasitique ) dan penetrasi kekerasan ( penetration violante
)
# Akuntransi Kebudayaan
Bersatunya
2 kebudayaan yang berbentuk kebudayaan
baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli.
# Asimilasi Kebudayaan
Bercampurnya
2 kebudayaan sehingga membentuk kebudayaan baru.
# Sintesis Kebudayaan
Bercampurnya
2 kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah ebudayaan yang sangat
berbeda dengan kebudayaan asli.
Langganan:
Postingan (Atom)